BERITA INFO INHIL - Harga minyak mentah dunia terkoreksi tipis. Mayoritas investor khawatir peningkatan kasus virus corona yang melanda di hampir seluruh negara akan mengganggu permintaan minyak global.
Mengutip Antara, Rabu (1/7), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Agustus turun 56 sen menjadi US$41,15 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara, untuk kontrak September ditutup turun 58 sen menjadi US$41,27 per barel.
Kemudian, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus terkoreksi 43 sen atau 1 persen menjadi US$39,27. Namun, harga minyak WTI tercatat naik 12,4 persen sepanjang Juni 2020.
Investor khawatir pasokan minyak melonjak di tengah permintaan yang lesu. Terlebih, ada potensi produksi minyak Libya meningkat tajam setelah merosot tajam sejak awal tahun.
Di sisi lain, ada kenaikan permintaan minyak untuk produksi bahan bakar. Hanya saja, kenaikan berpotensi sementara karena jumlah kasus penularan virus corona kembali meningkat di negara bagian selatan dan barat daya Amerika Serikat (AS).
Sejumlah ekonom mengingatkan pasar minyak sedang rapuh saat ini. Pasalnya, potensi permintaan minyak masih melemah.
"Data ekonomi AS untuk Mei 2020 secara umum lebih baik dari yang diharapkan, namun kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi virus corona dan pembatasan kembali di ruang publik telah memberikan sentimen negatif," ungkap Analis Energi di Commerzbank Research Eugen Weinberg dalam risetnya.
Investor saat ini sedang menanti data tanda-tanda pemulihan terkait permintaan minyak dunia dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) dan pemerintah AS. Data itu akan dirilis hari ini.
Sebagai informasi, harga minyak pada perdagangan sebelumnya bergerak positif. Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 69 sen atau 1,7 persen menjadi US$41,71 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sedangkan harga minyak WTI untuk pengiriman Agustus menguat US$1,21 atau 3,1 persen menjadi US$39,7 per barel di New York Mercantile Exchange. (cnn)
Mengutip Antara, Rabu (1/7), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Agustus turun 56 sen menjadi US$41,15 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara, untuk kontrak September ditutup turun 58 sen menjadi US$41,27 per barel.
Kemudian, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus terkoreksi 43 sen atau 1 persen menjadi US$39,27. Namun, harga minyak WTI tercatat naik 12,4 persen sepanjang Juni 2020.
Investor khawatir pasokan minyak melonjak di tengah permintaan yang lesu. Terlebih, ada potensi produksi minyak Libya meningkat tajam setelah merosot tajam sejak awal tahun.
Di sisi lain, ada kenaikan permintaan minyak untuk produksi bahan bakar. Hanya saja, kenaikan berpotensi sementara karena jumlah kasus penularan virus corona kembali meningkat di negara bagian selatan dan barat daya Amerika Serikat (AS).
Sejumlah ekonom mengingatkan pasar minyak sedang rapuh saat ini. Pasalnya, potensi permintaan minyak masih melemah.
"Data ekonomi AS untuk Mei 2020 secara umum lebih baik dari yang diharapkan, namun kekhawatiran tentang gelombang kedua infeksi virus corona dan pembatasan kembali di ruang publik telah memberikan sentimen negatif," ungkap Analis Energi di Commerzbank Research Eugen Weinberg dalam risetnya.
Investor saat ini sedang menanti data tanda-tanda pemulihan terkait permintaan minyak dunia dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) dan pemerintah AS. Data itu akan dirilis hari ini.
Sebagai informasi, harga minyak pada perdagangan sebelumnya bergerak positif. Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 69 sen atau 1,7 persen menjadi US$41,71 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sedangkan harga minyak WTI untuk pengiriman Agustus menguat US$1,21 atau 3,1 persen menjadi US$39,7 per barel di New York Mercantile Exchange. (cnn)
Loading...
loading...