Pasien COVID-19 Meninggal Akibat Penggumpalan Darah Ternyata Hoax, Cek Faktanya Yuk - Pusat Informasi Indragiri Hilir

Rabu, 17 Juni 2020

Pasien COVID-19 Meninggal Akibat Penggumpalan Darah Ternyata Hoax, Cek Faktanya Yuk

Pasien COVID-19 Meninggal Akibat Penggumpalan Darah Ternyata Hoax, Cek Faktanya Yuk

BERITA INFO INHIL - Sudah lebih dari tiga bulan Covid-19 menjadi topik yang terus menjadi pembahasan dan bahan penelitian sampai saat ini. Era New Normal pun mencuat, masyarakat di Indonesia diperbolehkan untuk kembali beraktivitas namun tetap menerapkan berbagai protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus tersebut.

Patut menjadi perhatian, bahwa beberapa waktu lalu sempat beredar sebuah pesan berantai yang menyebutkan jika di Italia telah ditemukan obat untuk mengatasi virus tersebut. Selain itu, terhembus juga kabar jika kebanyakan pasien Covid-19 yang akhirnya meninggal disebabkan oleh penggumpalan darah. Kabar-kabar seperti itu memang marak terdengar di masa-masa kritis seperti ini. Namun masyarakat tetap harus jeli dan cerdas dalam menyaring berita yang beredar di media sosial.

Mengenai fakta di Italia yang menyebutkan jika di Italia telah ditemukan obat untuk Corona serta kematian pasien Covid-19 disebabkan penggumpalan darah ternyata tidak benar. Pasalnya, melansir dari website resmi untuk update Covid-19, ternyata kabar tersebut hanya hoax belaka.

Dikutip dari Jurnal Lancet, penyebab kematian utama pasien Covid -19 adalah kegagalan pernafasan. Tak hanya itu, trombosis atau penggumpalan darah ternyata juga menjadi ancaman nyata bagi para pasien Covid-19. Kasus penggumpalan darah tersebut, disebutkan dalam studi di Prancis dan Belanda, dapat terbentuk pada 20-30 persen pasien Covid-19 yang masuk pada masa kritis. Hal ini pula yang membuat WHO memberikan rekomendasi untuk menggunakan heparin dengan berat molekul rendah dalam manajemen klinis pasien terduga Covid-19 tanpa kontraindikasi pemberian heparin untuk mencegah komplikasi.

Namun, sampai sekarang belum ada bukti ilmiah yang menyatakan jika trombosis merupakan penyebab utama kematian pasien Covid-19. Sekali lagi, studi The Lancet menyebutkan jika penyebab utama kematian pasien Covid-19 adalah kegagalan pernafasan.

Jadi apabila mendengar kabar tentang pasien Covid-19 mengalami kesalahan diagnosis pneumonia dengan terjadinya trombosis di beberapa bagian tubuh hanya hoax. Tak perlu mudah percaya pada info-info yang menyatakan jika antibiotik mampu melawan Covid-19, karena pada dasarnya antibiotik yang digunakan tanpa peresepan dokter malah bisa menyebabkan resistensi tubuh pada antibiotik tersebut.

Terjadinya trombosis atau penggumpalan darah, bisa dicegah dengan mengonsumsi aspirin atau acetylsalicylic acid namun pastikan untuk konsultasikan dengan dokter sebelum mengkonsumsi aspirin.

Fakta lain, tiap-tiap individu memiliki gejala yang berbeda, jadi alangkah baiknya untuk lebih care dalam menjaga kesehatan serta daya tahan tubuh pribadi. Penting untuk diketahui jika gejala Covid-19 paling umum di antaranya sesak nafas, kelelahan, pilek, batuk kering, dan demam yang mencapai lebih dari 37 derajat. Nah saat demam melanda, yang terpenting untuk dilakukan adalah beristirahat cukup, makan makanan bergizi, serta mengonsumsi paracetamol seperti yang terkandung di Puyer 16. Baca komposisi, aturan pakai dan keterangan lengkap lainnya pada kemasan sebelum mengkonsumsi Puyer 16.

Bintang Toedjoe Puyer 16 tersedia di apotik terdekat dan juga e-commerce kesayangan Anda, seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan juga Aplikasi Kesehatan Halodoc.

sumber: merdeka.com




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 Infoinhil.com | All Right Reserved