Berita Terkini - Nama Rahaf Mohammed al-Qunun mendadak menjadi berita politik dunia terbaru yang sedang ramai diperbincangkan. Wanita Arab Saudi ini diketahui kabur dari keluarganya dan menegaskan dirinya tidak mau kembali. Karena, dia merasa nyawanya terancam oleh keluarganya sendiri, setelah murtad (keluar) dari agama Islam.
Kronologis Pelarian Rahaf Mohammed al-Qunun
Rahaf mengaku kabur ketika dirinya dan keluarganya tengah melakukan safari dari Arab Saudi menuju Kuwait. Karena telah memegang paspor turis selama tiga bulan dengan tujuan Australia, dia memutuskan kabur saat itu.
Namun, dia justru tertahan di dalam kamar hotel bandara transit, di Bangkok (Thailand). Hal ini disebabkan paspor turis tujuan Australia miliknya disita seorang pejabat kedutaan Arab Saudi di Thailand.
Rahaf pun memutuskan membarikade diri. Tidak mau menemui siapapun, kecuali perwakilan UNHCR menemuinya. UNHCR (The UN Refugee Agency) merupakan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi yang memiliki tujuan membantu dan melindungi pengungsi.
Selama itu, dia memutuskan menulis status di akun Twitter miliknya untuk mengungkapkan identitas dirinya. Menurutnya, dia tidak melakukan kesalahan apapun atas tindakannya. Selain itu, dia juga menuliskan bahwa keluarganya akan membunuhnya.
Permintaan Rahaf Dikabulkan
Setelah melewati serangkaian “drama”, permintaan Rahaf akhirnya dikabulkan. Surachet Hakparn selaku Pejabat Keimigrasian Kepolisian Thailand menyatakan bahwa Rahaf takkan disentuh dan takkan dibawa kemanapun oleh siapapun.
Mengutip dari BBC.com (8/1/2019), Surachet menegaskan jika Rahaf berada dalam lingkup kedaulatan Thailand. Jadi tak seorang pun dari kedutaan manapun bisa menyeretnya pergi kemanapun. Dia juga takkan mengirim Rahaf pergi, jika Rahaf tidak menginginkannya.
Alasan Rahaf Kabur dari Keluarganya
Rahaf mengaku kabur lantaran keluarganya membuat dirinya sebagai sasaran pelecehan, baik fisik maupun psikologis. Bahkan, dia dikurung di kamar dalam kurun waktu enam bulan hanya karena dirinya memangkas rambut.
Pengakuan Rahaf didukung oleh pernyataan temannya yang dimintai keterangan oleh The Guardian. Teman Rahaf ini juga mengaku sudah berada di Australia lebih dulu (tiga bulan sebelumnya). Dia berteman setahun terakhir dengan Rahaf, dan terkoneksi melalui internet.
Dukungan Terhadap Rahaf Mohammed al-Qunun
Kasus Rahaf mengundang perhatian banyak pihak. Beberapa petinggi negara ikut memberikan dukungannya.
Georg Schmidt (Duta Jerman di Thailand) melalui akun Twitternya menyatakan keprihatinannya terhadap Rahaf. Kini, dia tengah melakukan komunikasi dengan pihak Thailand.
Sementara itu, Phil Robertson (Wadir Human Rights Watch di Asia) menginformasikan bahwa Rahaf takut dengan keluarganya, terutama sang ayah. Dia tidak bisa mengabaikan fakta Rahaf akan dibunuh jika kembali ke keluarganya. Karena itu sudah menjadi kebiasaan orang-orang Arab Saudi bersikap keras demi kehormatan.
Di Sydney, Australia, empat wanita mewakili Kelompok Secret Sisterhood melakukan demo telanjang dada di Sydney demi memberikan dukungan pada Rahaf.
Referensi
Loading...
loading...