Virus Baru G4 di China Hasil Evolusi Pandemi Flu Babi 2009 - Pusat Informasi Indragiri Hilir

Rabu, 01 Juli 2020

Virus Baru G4 di China Hasil Evolusi Pandemi Flu Babi 2009

Virus Baru G4 di China Hasil Evolusi Pandemi Flu Babi 2009

BERITA INFO INHIL - Peneliti mengabarkan virus flu babi G4 telah menginfeksi sejumlah pekerja peternakan babi di China. Mereka menilai hal itu dapat menimbulkan sebuah pandemi baru jika tidak segera ditangani.

Flu babi G4 atau genitop 4 dinilai menyerupai virus flu babi H1N1 yang menyebabkan pandemi 2009 (pdm/09). Virus G4 juga memiliki semua hal penting dari kandidat virus pandemi.

Melansir PNAS, peneliti menyebut babi adalah inang perantara virus pandemi influenza. Dengan demikian, surveilans sistematis virus influenza pada babi adalah kunci mencegah munculnya pandemi influenza berikutnya.


Dalam penelitian, virus G4 berikatan dengan reseptor tipe manusia, menghasilkan virus keturunan yang jauh lebih tinggi dalam sel epitel saluran napas manusia, dan menunjukkan infektivitas yang efisien dan transmisi aerosol dalam pita ferret.

Selain itu, peneliti mengaku telah melakukan program pengawasan virus flu babi (SIV) yang luas antara tahun 2011 dan 2018 di 10 provinsi di China yang memiliki populasi kepadatan babi yang tinggi. Hasilnya, mereka mengaku mengidentifikasi virus EA reassortant G4 dominan pada babi memiliki gen internal pdm / 09.

Selain itu, reaktivitas silang antigenik yang rendah dari jenis vaksin influenza manusia dengan virus EA H1N1 reassortant menunjukkan bahwa kekebalan populasi yang sudah ada sebelumnya tidak memberikan perlindungan terhadap virus G4.

Secara historis, pandemi Virus Influenza A (IAV) terjadi sejak tahun 1957, 1968, dan 2009. Seluruh reassortants pandemi berasal dari virus influenza manusia dan hewan.

Secara khusus, para peneliti menyebut babi rentan terhadap unggas, sesama babi, dan manusia. Munculnya pandemi 2009 (pdm/09) virus H1N1 dengan jelas menggambarkan pentingnya babi dalam wabah baru.

Oleh karena itu, para peneliti berkata pengawasan terus menerus SIV dan penilaian potensi zoonosis pada babi sangat penting untuk kesiapan menghadapi pandemi.

Dalam menunjukkan evolusi virus, peneliti melakukan analisis molecular clock phylogenic dan karakterisasi genotipe. Berdasarkan klasifikasi garis keturunan, enam genotipe G1-G6 ditemukan pada virus EA H1N1 dari 2011 hingga 2018.

Virus dengan delapan gen dari garis keturunan "murni" EA H1N1 ditetapkan sebagai G1. Virus G1 sebagian besar beredar di Cina selatan dan utara 2011-2013.

Namun, prototipe virus EA H1N1 sebagian besar telah menghilang sejak 2014.

Sedangkan virus EA reasortan G2, G3, dan G6 muncul pada 2011-2015. Pada 2013, dua virus G4 dan G5 reassortant muncul di Cina selatan. Virus G5 memiliki gen HA, NA, dan matriks (M) dari garis keturunan EA H1N1 asli, gen viral ribonucleoprotein (vRNP) dari garis keturunan pdm / 09, dan gen nonstruktural (NS) dari garis TR.

Mirip dengan G5, G4 diketahui merupakan reassortant rangkap tiga, kecuali gen M-nya diturunkan dari garis keturunan pdm/09. Virus G4 telah menunjukkan peningkatan tajam sejak 2016 dan merupakan genotipe dominan dalam sirkulasi pada babi yang terdeteksi di 10 provinsi di China. (cnn)




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 Infoinhil.com | All Right Reserved