BERITA INFO INHIL - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, merokok dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari penyakit parah hingga kematian akibat virus corona atau COVID-19. Kondisi ini terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Namun, mereka tidak dapat menentukan secara tepat seberapa besar risikonya.
Dalam ringkasan ilmiah yang diterbitkan minggu ini, badan kesehatan PBB itu meninjau 34 studi yang diterbitkan tentang hubungan merokok dengan COVID-19. Termasuk kemungkinan infeksi, rawat inap, hingga tingkat keparahan penyakit dan kematian.
WHO mencatat, perokok mewakili 18 persen pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit dan tampaknya ada hubungan signifikan antara apakah pasien merokok dengan tingkat keparahan penyakit yang mereka derita, jenis intervensi rumah sakit yang diperlukan, dan risiko kematian pasien.
Pada April 2020, para peneliti Prancis merilis sebuah studi kecil yang menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih kecil untuk terkena COVID-19 dan berencana untuk menguji patch nikotin pada pasien dan petugas kesehatan. Tetapi, temuan mereka dipertanyakan oleh banyak ilmuwan, karena kurangnya data definitif.
"Bukti yang ada menunjukkan, merokok dikaitkan dengan peningkatan keparahan penyakit dan kematian pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit," ujar WHO, dikutip India Today, Jumat 3 Juli 2020.
Oleh karena itu, WHO menyarankan orang-orang untuk berhenti merokok. Bukan kali ini saja WHO memperingatkan perokok akan bahaya yang terkait dengan COVID-19. Beberapa waktu lalu, WHO Indonesia menyebut kandungan yang ada pada virus corona lebih 'menyukai' sel-sel di tubuh perokok. (viva)
Dalam ringkasan ilmiah yang diterbitkan minggu ini, badan kesehatan PBB itu meninjau 34 studi yang diterbitkan tentang hubungan merokok dengan COVID-19. Termasuk kemungkinan infeksi, rawat inap, hingga tingkat keparahan penyakit dan kematian.
WHO mencatat, perokok mewakili 18 persen pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit dan tampaknya ada hubungan signifikan antara apakah pasien merokok dengan tingkat keparahan penyakit yang mereka derita, jenis intervensi rumah sakit yang diperlukan, dan risiko kematian pasien.
Pada April 2020, para peneliti Prancis merilis sebuah studi kecil yang menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih kecil untuk terkena COVID-19 dan berencana untuk menguji patch nikotin pada pasien dan petugas kesehatan. Tetapi, temuan mereka dipertanyakan oleh banyak ilmuwan, karena kurangnya data definitif.
"Bukti yang ada menunjukkan, merokok dikaitkan dengan peningkatan keparahan penyakit dan kematian pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit," ujar WHO, dikutip India Today, Jumat 3 Juli 2020.
Oleh karena itu, WHO menyarankan orang-orang untuk berhenti merokok. Bukan kali ini saja WHO memperingatkan perokok akan bahaya yang terkait dengan COVID-19. Beberapa waktu lalu, WHO Indonesia menyebut kandungan yang ada pada virus corona lebih 'menyukai' sel-sel di tubuh perokok. (viva)
Loading...
loading...