BERITA INFO INHIL - Suara netizen tertentu, yang biasa disebut sebagai ‘buzzer berbayar’atau ‘buzzerRp, sangat riuh saat lembaga survei Median menempatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai kepala daerah yang melakukan langkah paling tepat tangani pendemi Covid 19.
Hari ini (28/04), media melaporkan telah terjadi kepadatan lalu lintas di check point PSBB Bunderan Waru, Surabaya. Akun Radio Suara Surabaya @e100ss merilis foto kondisi kemacetan parah di Bunderan Waru.
Jika ‘buzzerRp’ bersuara ‘riuh’ saat Median merilis hasil survei, hari ini buzzerRp memilih diam dan tidak menyerang Walikota Surabaya Tri Risma Harini (Risma) sebagaimana saat PSBB diterapkan di DKI Jakarta.
Pernyataan itu dilontarkan aktivis sosial Iyut VB di akun Twitter @kafirradikalis. “...PSBB hari pertama di Surabaya jauh lebih buruk dari hari pertama PSBB di Jakarta. Tapi kenapa para BuzzeRp ga serang Risma? HaHa,” tulis @kafirradikalis.
Iyut khawatir kemacetan di Bunderan Waru itu memunculkan cluster Covid 19, jika ada orang yang positif Covid 19. “...Ada 2 atau 3 orang dalam kerumunan itu, beneran bisa jadi cluster baru yang dahsyat...Risma dahsyat!!! (``,),” tambah @kafiradikalis.
Komedian Sam Dharma Putra Ginting atau Sammy Comic menegaskan bahwa menuntut konsistensi buzzerRp adalah pekerjaan yang sia-sia.
“Menuntut konsistensi buzzerRp ya sia-sia. Nggak mungkin lah pendapatnya sama terhadap kebijakan -yang mungkin sama- dari figur tertentu terkait sebuah isu. Misalnya soal banjir, covid19. Reaksinya akan berbeda untuk Anies, Risma, Ganjar atau Ridwan Kamil. Jadi stop pekerjaan sia-sia,” tulis Sammy Comic di akun @NOTASLIMBOY.
Terkait survei Median, Sebelumnya, Bambang Arianto, peneliti LPPM dan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta Bambang Arianto di akun @BamsBulaksumur, mengecam rilis Median itu.
“Ini jelas metodologi penelitian ngawur, jangan-jangan yang disurvei hanya pendukung doang. Faktanya banyak penanganan PSBB yang setengah-setengah jadi bagaimana mungkin bisa terbaik,” tulis @BamsBulaksumur.
Tak kalah galak, media opini yang selama ini “menyerang” Anies Baswedan, menurunkan tulisan dengan judul yang bombastis, “Koplak! PSBB DKI Gagal, Penyaluran Bansos Kacau, Median Sebut Anies Tangani Corona Terbaik”.
Aktivis sosial Geisz Chalifah menggunakan strategi taktis untuk membungkam buzzerRp menyerang Anies. “Saya tak perduli dengan survey dalam kondisi seperti apapun hasil surveynya. Silahkan baca twitt saya sebelunya tentang survey Median. Afwan,” tulis Geisz di akun @geiszchalifah membalas cuitan akun @RustamIbrahim dan @yunartowijaya.
Sumber: itoday.co.id
Hari ini (28/04), media melaporkan telah terjadi kepadatan lalu lintas di check point PSBB Bunderan Waru, Surabaya. Akun Radio Suara Surabaya @e100ss merilis foto kondisi kemacetan parah di Bunderan Waru.
Jika ‘buzzerRp’ bersuara ‘riuh’ saat Median merilis hasil survei, hari ini buzzerRp memilih diam dan tidak menyerang Walikota Surabaya Tri Risma Harini (Risma) sebagaimana saat PSBB diterapkan di DKI Jakarta.
Pernyataan itu dilontarkan aktivis sosial Iyut VB di akun Twitter @kafirradikalis. “...PSBB hari pertama di Surabaya jauh lebih buruk dari hari pertama PSBB di Jakarta. Tapi kenapa para BuzzeRp ga serang Risma? HaHa,” tulis @kafirradikalis.
Iyut khawatir kemacetan di Bunderan Waru itu memunculkan cluster Covid 19, jika ada orang yang positif Covid 19. “...Ada 2 atau 3 orang dalam kerumunan itu, beneran bisa jadi cluster baru yang dahsyat...Risma dahsyat!!! (``,),” tambah @kafiradikalis.
...PSBB hari pertama di Surabaya jauh lebih buruk dari hari pertama PSBB di Jakarta.— Day113HarunMasikuRaib@Jiwasraya.com (@kafiradikalis) April 28, 2020
Tapi kenapa para BuzzeRp ga serang Risma?
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA... (``,)pic.twitter.com/hiiSgZgVJT
Komedian Sam Dharma Putra Ginting atau Sammy Comic menegaskan bahwa menuntut konsistensi buzzerRp adalah pekerjaan yang sia-sia.
“Menuntut konsistensi buzzerRp ya sia-sia. Nggak mungkin lah pendapatnya sama terhadap kebijakan -yang mungkin sama- dari figur tertentu terkait sebuah isu. Misalnya soal banjir, covid19. Reaksinya akan berbeda untuk Anies, Risma, Ganjar atau Ridwan Kamil. Jadi stop pekerjaan sia-sia,” tulis Sammy Comic di akun @NOTASLIMBOY.
Terkait survei Median, Sebelumnya, Bambang Arianto, peneliti LPPM dan Dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta Bambang Arianto di akun @BamsBulaksumur, mengecam rilis Median itu.
“Ini jelas metodologi penelitian ngawur, jangan-jangan yang disurvei hanya pendukung doang. Faktanya banyak penanganan PSBB yang setengah-setengah jadi bagaimana mungkin bisa terbaik,” tulis @BamsBulaksumur.
Tak kalah galak, media opini yang selama ini “menyerang” Anies Baswedan, menurunkan tulisan dengan judul yang bombastis, “Koplak! PSBB DKI Gagal, Penyaluran Bansos Kacau, Median Sebut Anies Tangani Corona Terbaik”.
Aktivis sosial Geisz Chalifah menggunakan strategi taktis untuk membungkam buzzerRp menyerang Anies. “Saya tak perduli dengan survey dalam kondisi seperti apapun hasil surveynya. Silahkan baca twitt saya sebelunya tentang survey Median. Afwan,” tulis Geisz di akun @geiszchalifah membalas cuitan akun @RustamIbrahim dan @yunartowijaya.
Sumber: itoday.co.id
Loading...
loading...