MGI - Tentara meski sudah pensiun tetap melekat pada dirinya Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
Begitu halnya dokter yang terikat Sumpah Dokter.
"Kondisi negara yang sudah carut marut ini hanya bisa diselamatkan oleh mereka yang terikat sumpah dengan Allah Tuhan Yang Maha Esa dan berkomitmen terhadap sumpahnya," demikian petikan surat terbuka Zulkifli S Ekomei yang ditujukan kepada tiga purnawirawan jenderal TNI yaitu A.M.Hendropriyono, Luhut Binsar Panjaitan, dan Jenderal TNI (Purn) Wiranto.
Zulkifli sendiri diketahui berlatar dokter umum dan merupakan salah satu anggota Komunitas Kesehatan Peduli Bangsa. Komunitas ini yang Mei lalu, mempersoalkan kematian 550-an petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam Pemilu 2019.
Ia juga saat ini dikenal aktif sebagai pegiat sosial-politik dalam Gerakan Kembali Kepada Undang-Undang Dasar 1945 asli.
Berikut isi lengkap surat terbuka alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tersebut:
Kepada Yth,
1. Jenderal TNI (Purn) A.M.Hendropriyono
2. Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan
3. Jenderal TNI (Purn) Wiranto
Hal : Menagih komitmen sumpah
Dengan hormat,
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, saya, dr.Zulkifli S Ekomei, NIK 3276100105560001, HP 081381363xxx, setelah memperhatikan dengan seksama kehidupan berbangsa dan bernegara, memberanikan diri menulis surat terbuka ini, yang saya tujukan kepada Bapak bertiga karena sudah menjadi rahasia umum bahwa bapak bertiga mempunyai akses langsung ke pusat kekuasaan dan surat terbuka ini saya tembuskan pada beberapa orang yang saya kenal langsung dan tidak saya ragukan intergritasnya pada bangsa dan negara.
Kondisi negara yang sudah carut marut ini hanya bisa diselamatkan oleh mereka yang terikat sumpah dengan Allah Tuhan Yang Maha Esa dan berkomitmen terhadap sumpahnya, saya sebagai dokter terikat dengan Sumpah Dokter dan saya sebagai bagian dari Keluarga Besar ABRI tahu persis bahwa bapak bertiga terikat dengan Sumpah Prajurit.
Dalam sumpah bapak bertiga adalah sumpah setia pada Pancasila dan UUD'45, dan inilah hal-hal yang menjadi kegelisahan saya, yaitu :
1. Ketergantungan pada pemilik modal adalah pengingkaran terhadap sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kematian 700 orang petugas pelaksana Pemilu dan terbunuhnya 9 anak bangsa yang ingin merebut kembali kedaulatan rakyat pada penyelenggaraan pemilu 2019 adalah pengingkaran terhadap sila ke 2 : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Perpecahan anak bangsa akibat penyelenggaraan pemilu 2019 adalah pengingkaran terhadap sila ke 3 : Persatuan Indonesia
4. Pemilihan Presiden secara langsung adalah pengingkaran terhadap sila ke 4 : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Kepemilikan lahan jutaan hektar oleh salah satu perusahaan swasta sementara banyak petani kita hanya sebagai buruh tani karena tidak mempunyai tanah garapan adalah pengingkaran terhadap sila ke 5 : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Penyelenggaraan pemilu yang menghabiskan dana trilyunan rupiah dan membawa korban jiwa jelas-jelas bertentangan dengan jiwa UUD'45 asli, karena pada UUD'45 asli kedaulatan di tangan rakyat, sementara pada UUD 2002 (UUD'45 tiruan atau palsu karena namanya tetap sama sementara isinya sudah berubah total), kedaulatan ada di tangan partai-partai yang terbukti bersifat oligarki.
Lewat surat terbuka ini saya pribadi, meski saya tahu banyak yang sependapat dengan saya tapi tidak berani mengungkapkannya *menagih* komitmen terhadap sumpah bapak bertiga.
Ada 2 kemungkinan terhadap surat terbuka saya ini, pertama bapak bertiga tidak merespon dan menganggap angin lalu, tapi saya yakin bahwa mereka yang saya kirimi tembusan surat terbuka ini pasti membaca dengan serius, kedua kalau surat terbuka ini bapak-bapak sikapi dan sikap itu pasti ditunggu oleh semua yang membaca surat terbuka ini.
Semoga Allah Tuhan Yang Maha Kuasa meridhoi semua langkah untuk menyelamatkan bangsa dan negara yang lahir karena perjuangan para pendahulu kita dan atas berkat rahmat Allah.
Indonesia, 28 Juni 2019,
Hormat saya,
dr.Zulkifli S Ekomei
Tembusan kepada Yth :
1. Jenderal TNI (Purn) Widjojo Sujono
2. Letnan Jenderal Marinir (Purn) Suharto
3. Bapak Suko Sudarso
4. Bapak Mustahid Astari
5. Bapak Haryono Kartohadiprojo
6. Bapak Nurman Diah
7. Sdr. Choirul Anam
8. Sdr. Erry Subroto.
Loading...
loading...