BERITA INFO INHIL - Para pakar di Italia mengklaim SARS-CoV-2, virus Corona penyebab COVID-19, tidak lagi seagresif di awal-awal pandemi. Namun sejumlah pakar lain meragukan klaim tersebut.
Klaim bahwa virus Corona melemah antara lain disampaikan oleh Prof Matteo Bassetti, pakar infeksi di Policlinico San Martino, Italia. Disebutnya, makin banyaknya lansia yang sembuh dari penyakit ini membuktikan bahwa COVID-19 sudah lebih tidak agresif.
Sebelumnya, Prof Alberto Zangrillo dari San Raffaele Hospital di Milan juga membuat klaim serupa. Bahkan, virus Corona disebutnya sudah tidak ada lagi di Italia.
"Dalam kenyataan, virus tersebut secara klinis sudah tidak ada di Italia," katanya kepada RAI TV Channel.
Hasil tes swab dalam 10 hari terakhir disebutnya menunjukkan viral load, atau jumlah virus, yang sangat kecil dibanding sebulan yang lalu.
Namun sejumlah kalangan mempertanyakan klaim tersebut. Keraguan disampaikan antara lain oleh Michael Ryan, seorang pejabat tinggi organisasi kesehatan dunia WHO.
"Kita perlu sangat berhati-hati untuk tidak menciptakan kesan bahwa tiba-tiba virus tersebut atas kemauannya sendiri menjadi lebih tidak patogen. Sama sekali tidak seperti itu," katanya, dikutip dari Reuters.
Vaughn Cooper, pakar infeksi dari University of Pittsburgh School of Medicine, menambahkan bahwa virus Corona bermutasi lebih lambat dibanding influenza. Perubahan genetik yang terjadi sebagian besar tidak terlalu penting.
Saya percaya lebih aman mengatakan bahwa perbedaan yang dilaporkan para dokter di Italia adalah karena perubahan penanganan medis dan perilaku manusia, yang membatasi penularan dan jumlah infeksi baru, dibanding perubahan pada virus itu sendiri," jelasnya. (dtk)
Klaim bahwa virus Corona melemah antara lain disampaikan oleh Prof Matteo Bassetti, pakar infeksi di Policlinico San Martino, Italia. Disebutnya, makin banyaknya lansia yang sembuh dari penyakit ini membuktikan bahwa COVID-19 sudah lebih tidak agresif.
Sebelumnya, Prof Alberto Zangrillo dari San Raffaele Hospital di Milan juga membuat klaim serupa. Bahkan, virus Corona disebutnya sudah tidak ada lagi di Italia.
"Dalam kenyataan, virus tersebut secara klinis sudah tidak ada di Italia," katanya kepada RAI TV Channel.
Hasil tes swab dalam 10 hari terakhir disebutnya menunjukkan viral load, atau jumlah virus, yang sangat kecil dibanding sebulan yang lalu.
Namun sejumlah kalangan mempertanyakan klaim tersebut. Keraguan disampaikan antara lain oleh Michael Ryan, seorang pejabat tinggi organisasi kesehatan dunia WHO.
"Kita perlu sangat berhati-hati untuk tidak menciptakan kesan bahwa tiba-tiba virus tersebut atas kemauannya sendiri menjadi lebih tidak patogen. Sama sekali tidak seperti itu," katanya, dikutip dari Reuters.
Vaughn Cooper, pakar infeksi dari University of Pittsburgh School of Medicine, menambahkan bahwa virus Corona bermutasi lebih lambat dibanding influenza. Perubahan genetik yang terjadi sebagian besar tidak terlalu penting.
Saya percaya lebih aman mengatakan bahwa perbedaan yang dilaporkan para dokter di Italia adalah karena perubahan penanganan medis dan perilaku manusia, yang membatasi penularan dan jumlah infeksi baru, dibanding perubahan pada virus itu sendiri," jelasnya. (dtk)
Loading...
loading...