BERITA INFO INHIL - Rencana kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke Indonesia kembali mencuat usai disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), Minggu kemarin (10/5).
LBP menyebut, 500 TKA China tersebut akan datang sekitar Juni-Juli 2020. Seluruh 500 TKA China tersebut akan bekerja di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Menanggapi hal itu, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Roy Suryo mengatakan, rencana tersebut sangat berbahaya bagi Indonesia jika mengingat sejarah pandemik Influenza atau Flu Spanyol di masa lalu.
"Rencana kedatangan TKA-China besok Juni yang sangat berbahaya, serius dihubungkan dengan sejarah pandemik Influenza di Hindia Belanda sebelum ada Indonesia tahun 1918 yang mirip," kata Roy Suryo di akun Twitternya, @KRMTRoySuryo2, Minggu malam (10/5).
Padahal, kata Roy Suryo, masih banyak rakyat Indonesia yang terkena PHK sebagai dampak pandemik Covid-19. Apalagi, tenaga kerja asal Indonesia juga masih banyak jumlahnya.
"Hanya satu kata, luar biasa. Tenaga-tenaga kerja WNI saja masih jutaan jumlahnya dan sebagian besar mereka saat ini jobless karena PHK. Ini Kemnaker diam saja? Apalagi bukan Juni besok apakah +62 (Indonesia) sudah bebas pandemik Covid-19. Bisa ambyar gara-gara masuk TKA China ini," tegas Roy.
Roy melanjutkan, bukan hanya rasa nasionalisme sehingga rakyat Indonesia tergerak menolak masuknya TKA China, melainkan karena adanya pengkhianatan terhadap JasMerah (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah).
"Dulu Hindia Belanda ambyar menangkal andemik Influenza tahun 1918 gara-gara datangnya kapal-kapal luar negeri karena tergiur bisnisnya," terang Roy.
Roy pun sedikit menceritakan sejarah terjadinya Flu Spanyol yang masuk ke Hindia Belanda, nama Indonesia saat masih dijajah Belanda pada 1918 lalu.
"Saat tahun 1918 Pemerintah Hindia Belanda sebelum Indonesia membentuk Burgerlijk Geneeskundige Dienst (BGD) atau layanan medis sipil dan Dienst der Volks Gezondheid (DVG) atau Pendjabatan Kesehatan Ra'jat, kini jadi Kemenkes, berjibaku melawan Pandemik Flu yang sering disebut 'Flu Spanyol'," jelas Roy.
"Ra'jat Boemi Poetra, kini WNI atau pribumi masih terkendala literasi, meski sudah banyak dijelaskan pakai ilustrasi "Gareng-Petruk" dengan Aksara Jawa, tapi karena tergiur kepentingan bisnis datangnya kapal-kapal dari luar negeri itulah korban di Jawa-Madura saja sampai 4,3 juta jiwa, Jas Merah!" pungkas Roy.
Sumber: rmol.id
LBP menyebut, 500 TKA China tersebut akan datang sekitar Juni-Juli 2020. Seluruh 500 TKA China tersebut akan bekerja di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Menanggapi hal itu, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Roy Suryo mengatakan, rencana tersebut sangat berbahaya bagi Indonesia jika mengingat sejarah pandemik Influenza atau Flu Spanyol di masa lalu.
"Rencana kedatangan TKA-China besok Juni yang sangat berbahaya, serius dihubungkan dengan sejarah pandemik Influenza di Hindia Belanda sebelum ada Indonesia tahun 1918 yang mirip," kata Roy Suryo di akun Twitternya, @KRMTRoySuryo2, Minggu malam (10/5).
Padahal, kata Roy Suryo, masih banyak rakyat Indonesia yang terkena PHK sebagai dampak pandemik Covid-19. Apalagi, tenaga kerja asal Indonesia juga masih banyak jumlahnya.
"Hanya satu kata, luar biasa. Tenaga-tenaga kerja WNI saja masih jutaan jumlahnya dan sebagian besar mereka saat ini jobless karena PHK. Ini Kemnaker diam saja? Apalagi bukan Juni besok apakah +62 (Indonesia) sudah bebas pandemik Covid-19. Bisa ambyar gara-gara masuk TKA China ini," tegas Roy.
Roy melanjutkan, bukan hanya rasa nasionalisme sehingga rakyat Indonesia tergerak menolak masuknya TKA China, melainkan karena adanya pengkhianatan terhadap JasMerah (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah).
"Dulu Hindia Belanda ambyar menangkal andemik Influenza tahun 1918 gara-gara datangnya kapal-kapal luar negeri karena tergiur bisnisnya," terang Roy.
Roy pun sedikit menceritakan sejarah terjadinya Flu Spanyol yang masuk ke Hindia Belanda, nama Indonesia saat masih dijajah Belanda pada 1918 lalu.
"Saat tahun 1918 Pemerintah Hindia Belanda sebelum Indonesia membentuk Burgerlijk Geneeskundige Dienst (BGD) atau layanan medis sipil dan Dienst der Volks Gezondheid (DVG) atau Pendjabatan Kesehatan Ra'jat, kini jadi Kemenkes, berjibaku melawan Pandemik Flu yang sering disebut 'Flu Spanyol'," jelas Roy.
"Ra'jat Boemi Poetra, kini WNI atau pribumi masih terkendala literasi, meski sudah banyak dijelaskan pakai ilustrasi "Gareng-Petruk" dengan Aksara Jawa, tapi karena tergiur kepentingan bisnis datangnya kapal-kapal dari luar negeri itulah korban di Jawa-Madura saja sampai 4,3 juta jiwa, Jas Merah!" pungkas Roy.
Sumber: rmol.id
Loading...
loading...