Berdamai dengan Corona , Pemerintah Dinilai Mengupayakan Herd Immunity yang Sangat Berbahaya - Pusat Informasi Indragiri Hilir

Kamis, 14 Mei 2020

Berdamai dengan Corona , Pemerintah Dinilai Mengupayakan Herd Immunity yang Sangat Berbahaya

Berdamai dengan Corona , Pemerintah Dinilai Mengupayakan Herd Immunity yang Sangat Berbahaya

BERITA INFO INHIL - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Irwan menilai pemerintah sudah tak terlalu semangat dalam memerangi penyebaran Covid-19 atau virus Corona di Indonesia. Bahkan pemerintah yang terkesan ingin meminta masyarakat untuk berdamai dengan keadaan yang sekarang.

“Kasus aktif di Indonesia mulai 2 Maret 2020 grafiknya terus naik. Namun kita melihat kebijakan pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi terlihat awalnya bersemangat ingin melawan Covid 19 sekarang saat ini terlihat seolah-olah meminta masyarakat untuk berdamai,” papar Anggota Komisi V DPR RI, Irwan Fecho dalam diskusi online yang diselengarakan HMIpedia dengan tema‘Menyoal Efektifitas PSBB dan Penanganan Covid-19 oleh pemerintah", Sabtu (9/5/2020).

Irwan melihat pemerintah saat ini terlihat ada upaya lebih memilih herd immunity kekebalan kelompok dalam melawan Covid 19. Kekebalan kelompok adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi.

"Ini tentu sangat berbahaya,” katanya.

Dirinya mengakui, dengan pembatasan seperti yang terjadi saat ini, termasuk pengetatan dalam pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tentu berdampak melambatnya ekonomi nasional. Namun, yang mesti menjadi perhatian pemerintah adalah fokus pada penanganan covid-nya.

“Dengan melihat seperti adanya Perppu yang sangat luar biasa sampai tak bisa dipidana, ada alokasi dana sampai 400 triliun lebih, ada penghematan yang cukup besar, tetapi kita tidak melihat itu fokus pada penanganan covidnya,” kata Irwan.

Dirinya mencontohkan misalnya, ada 5,6 triliun dialokasikan untuk kartu prakerja yang isinya cuma mendownload konten yang sebenarnya disediakan secara gratis di platform lain sepertiyoutube.

“Misalnya ada konten mancing, ini kan tak perlu bayar bisa diakses. Jadi ini benar-benar pemerintah tidak fokus dan gagap. lebih memilih menyelamatkan ekonomi” katanya

Irwan membeberkan, karena ketidaktegasan pemerintah dan terus melakukan pelonggaran saat ini, berakibat fatal termasuk kelihatan aktifitas jalan kembali macet. di Ibukota. “sekarang sudah macet, tol merayap,” bebernya.

Itu artinya lanjut Irwan, masyarakat kemudian terpengaruh dengan himbauan pemerintah yang mengajak untuk berdamai dengan virus ini. (*)

“Termasuk himbauan pemerintah untuk merelaksasi PSBB ini. akhirnya kembali cukup lumayan peningkatan yang mengalami positif,” katanya.

Ia juga mengingatkan, memang kelihatannya secara nasional yang terinfeksi masih sedikit. ”Itu karena secara keseluruhan hasil rapid tes kita hanya 2 persen,” bebernya.

Ini juga disebabkan, karena selama ini pemerintah tidak melakukan pendataan secara real di lapangan misalnya berapa jumlah korban yang meninggal dikuburkan dengan protap Covid 19.

“Kelihatanflatkarena kita tidak melakukan pendataan di tiap-tiap pemakaman yang menggunakan protap corona. kalau itu didata saya yakin cukup besar,” imbuh Ketua Umum Cakra AHY ini.

Sumber: nkriku.com




Loading...
loading...

Berita Lainnya

Berita Terkini

© Copyright 2019 Infoinhil.com | All Right Reserved