BERITA INFO INHIL - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya menolak berbagai macam upaya dari kelompok ekstrim kiri maupun kanan yang mencoba menggantikan Pancasila sebagai ideologi negara.
"Karena itulah dukungan terhadap Pancasila sebagaimana sering disuarakan akhir-akhir ini, termasuk oleh mereka yang sebelumnya memiliki pandangan ideologi berbeda, merupakan dialektika kemajuan yang semakin menunjukkan kebenaran terhadap Pancasila sebagai ideologi negara" ujar Hasto dalam keterangan tertulis, Minggu (5/7).
Ia berujar Pancasila telah terbukti efektif menjadi dasar dan tujuan kehidupan berbangsa. Dengan ideologi ini, kata dia, Indonesia dapat berdiri kokoh dan mampu menghadapi berbagai macam ujian sejarah.
"Melalui Pancasila pula kita tegaskan bahwa Indonesia bukan negara sekuler, bukan negara komunis, bukan negara teokrasi, bukan liberal, dan bukan fasisme," katanya.
Partai berlambang kepala banteng tersebut diserang dengan isu komunisme. Protes tersebut berkelindan erat dengan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang diusulkan Fraksi PDIP di DPR RI.
RUU HIP menjadi polemik karena ditolak sejumlah pihak, termasuk organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Bahkan, MUI mengeluarkan maklumat pada Jumat (12/6) untuk menolak RUU HIP karena dinilai mendegradasi Pancasila dengan konsep Trisila dan Ekasila.
Aksi unjuk rasa pun digelar di depan Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/6). Sejumlah ormas Islam ikut serta dalam aksi itu, seperti Front Pembela Islam (FPI), GNPF Ulama, dan PA 212. Mereka menuntut pembahasan RUU HIP dihentikan.
Dalam demonstrasi tersebut, bendera PDIP bersamaan dengan bendera berlogo palu arit turut dibakar.
Hari ini, sejumlah ormas islam yang tergabung ke dalam Aliansi Nasional Anti-Komunis (Anak NKRI) kembali menggelar agenda 'Apel Siaga Ganyang Komunitas Jabodetabek' di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (5/7) siang.
"Apel siaga laskar untuk menjaga keutuhan NKRI dan menyelamatkan Pancasila," kata Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif kepada CNNIndonesia.com, Minggu (5/7). (cnn)
"Karena itulah dukungan terhadap Pancasila sebagaimana sering disuarakan akhir-akhir ini, termasuk oleh mereka yang sebelumnya memiliki pandangan ideologi berbeda, merupakan dialektika kemajuan yang semakin menunjukkan kebenaran terhadap Pancasila sebagai ideologi negara" ujar Hasto dalam keterangan tertulis, Minggu (5/7).
Ia berujar Pancasila telah terbukti efektif menjadi dasar dan tujuan kehidupan berbangsa. Dengan ideologi ini, kata dia, Indonesia dapat berdiri kokoh dan mampu menghadapi berbagai macam ujian sejarah.
"Melalui Pancasila pula kita tegaskan bahwa Indonesia bukan negara sekuler, bukan negara komunis, bukan negara teokrasi, bukan liberal, dan bukan fasisme," katanya.
Partai berlambang kepala banteng tersebut diserang dengan isu komunisme. Protes tersebut berkelindan erat dengan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang diusulkan Fraksi PDIP di DPR RI.
RUU HIP menjadi polemik karena ditolak sejumlah pihak, termasuk organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Bahkan, MUI mengeluarkan maklumat pada Jumat (12/6) untuk menolak RUU HIP karena dinilai mendegradasi Pancasila dengan konsep Trisila dan Ekasila.
Aksi unjuk rasa pun digelar di depan Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (24/6). Sejumlah ormas Islam ikut serta dalam aksi itu, seperti Front Pembela Islam (FPI), GNPF Ulama, dan PA 212. Mereka menuntut pembahasan RUU HIP dihentikan.
Dalam demonstrasi tersebut, bendera PDIP bersamaan dengan bendera berlogo palu arit turut dibakar.
Hari ini, sejumlah ormas islam yang tergabung ke dalam Aliansi Nasional Anti-Komunis (Anak NKRI) kembali menggelar agenda 'Apel Siaga Ganyang Komunitas Jabodetabek' di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (5/7) siang.
"Apel siaga laskar untuk menjaga keutuhan NKRI dan menyelamatkan Pancasila," kata Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif kepada CNNIndonesia.com, Minggu (5/7). (cnn)
Loading...
loading...